Koreksi-koreksi dalam Pengolahan Data Gravity

Prinsip dasar dari metode Gravity yaitu perbedaan densitas suatu anomali terhadap densitas sekitarnya. Tetapi untuk mencari nilai tersebu, ga gampang guys. Soalnya banyak banyak banget koreksi – koreksi yang kudu dilakuin ketika ngolah data gravity.

Nih step by stepnya:

-Reduksi Data

1. Ketinggian Titik

rumusKeterangan

– h(n) ketinggian pada pengukuran titik dan waktu n, sehingga waktu pengukurannya  T(n)

– h(1) ketinggian pada pengukuran titik dan waktu pertama kalinya dan di base, sehingga waktu pengukurannya  T(1)

– h(N) ketinggian pada pengukuran titik dan waktu ketika kembali ke base, sehingga waktu pengukurannya  T(N)

2. Konversi

Yang kedua adalah Konversi. Konversi diperlukan untuk mengubah harga bacaan alat kedalam mGal

g_konversi

Pemrosesan data gayaberat dilakukan terhadap nilai pembacaan gravity meter untuk mendapatkan nilai anomali Bouguer. Untuk memperoleh nilai anomali Bouguer dari setiap titik amat, maka dilakukan konversi pembacaan gravity meter menjadi nilai gayaberat dalam satuan milligal. Untuk melakukan konversi memerlukan tabel konversi dari gravity meter tersebut. Setiap gravity meter dilengkapi dengan tabel konversi.

Cara melakukan konversi adalah sebagai berikut:

  1. Misal hasil pembacaan gravity meter 1714,360. Nilai ini diambil nilai bulat sampai ratusan yaitu 1700. Dalam tabel konversi (Tabel 3.1) nilai 1700 sama dengan 1730,844 mGal.
  2. Sisa dari hasil pembacaan yang belum dihitung yaitu 14,360 dikalikan dengan faktor interval yang sesuai dengan nilai bulatnya, yaitu 1,01772 sehingga hasilnya menjadi 14,360 x 1,01772 = 14.61445 mGal.
  3. Kedua perhitungan diatas dijumlahkan, hasilnya adalah (1730,844 + 14.61445) x CCF = 1746.222 mGal. Dimana CCF (Calibration Correction Factor) merupakan nilai kalibrasi alat Gravity meter LaCoste & Romberg type G.525 sebesar 1.000437261.

Tabel 3.1 Kutipan contoh tabel konversi gravity meter type G.525.

Pembacaan

Counter

Nilai Dalam

mGal

Interval

Faktor

1600

1629.070

1.01774

1700

1730.844

1.01772

1800

1832.616

1.01770

3. Koreksi Pasang Surut

Setelah nilai bacaan alat dikonversi ke dalam mGal, maka nilai tersebut harus dikoreksi terhadap pasang surut yang berlaku di daerah pengukuran.koreksi pasang surut dapat dilakukan dengan melihat tabel pasang surut. Jika waktu pengukuran tidak cocok, maka dilakukan interpolasi.

g_pasut

4. Koreksi Drift

Koreksi apungan adalah koreksi yang diakibatkan faktor kelelahan alat yang menyebabkan pembacaan pada satu titik dengan selang waktu tertentu tidak sama.

driftHasilnya adalah g_koreksi, yaitu :

g_corr5. Perhitungan delta_g

Adapun delta_g didapatkan berasal dari selisih  g di suatu titik pengamatan setelah harga g tersebut dikoreksi terhadap faktor apungan dan pasang surut.

delta_g6. PerhitFAC_g dan g_base yang sebenarnya.

g_obs7. Perhitungan g_lintang

g_lintang merupakan koreksi lintang pada suatu titik pengamatan. Persamaannya adalah;

g_lintangg_o  = 978031,8 mGal

k_1=0,0053053

k_2=0,0000059

8. Perhitungan Free Air Correction

Koreksi udara bebas karena pengaruh ketinggian terhadap medan gravitasi bumi.

FAC9.Perhitungan Free Air Anomaly

Adapun anomali udara bebas dapat dirumuskan dengan:

FAA10.Koreksi Bouguer

Koreksi Bouguer dirumuskan dengan:

BC11. Koreksi Topografi

Koreksi topografi (terrain correction) adalah koreksi pengaruh topografi terhadap gaya berat pada titik amat, dihitung dengan persamaan :

TC12.Perhitungan Bouguer Anomaly

BAAdapun tabel perhitungan gravity sebagai berikut:

Densitas = 1,67 gr/cm-3

g_ref=978078,95 mgal

tabel

 

Banyak kok link buat belajar komputasi geofisika. Situs favorit saya dibawah ini:

http://www.ualberta.ca

http://www.fault-analysis-group.ucd.ie (latihan bikin kontur)

http://www.morganclaypool.com/page/mousa

http://www.redigitize.blogspot.com

Inversi Geofisika (Part I)

Haaai. Lagi semangat-semangatnya nulis nih. Kali ini mau nulis tentang inversi geofisika. Kalau seumpama bingung, buka blog ini di lain hari ya! siapa tau udah saya revisi. Hehehehe.

Matriks Kernel

Apasih matriks Kernel? Matriks ini seringkali digunakan untuk pengolahan data geofisika. Lebih tepatnya ke pendekatan statistik. Pernah belajar polinom regresi? Yaa…masih berhubungan dengan itu. Untuk kali ini saya mau share mindmap dari matriks Kernel itu sendiri. Lumayan lah buat nambah-nambah pengetahuan komputasi geofisika.

–> Ini nih kerangka berpikirnya <—

Input data

x, y,abl

gridding dan labelling

Hitung kernel G dan vektor d

panjang data abl

for k:1:n

inisialisasi G(k,1) bernilai1

G(k,2) adalah fungsi x terhadap k

G(k,3) adalah fungsi y terhadap k

end

set transpose abl

hitung inversi general least square

inversi transpose matriks g x matriks g x transpose matriks g x abl

print hasil inversi

end

Gampang kaaan. Bisa juga dipakai sebagai pendekatan pada anomali magnetik dan gravity.

Enjoy!

Salam.

DFR

Kenalan Indonesia Yuk! : Selayang Pandang Kegunungapian

Feeling to nature..

“And look back to the basic, rocks!” (my favorite quote from Andang Bachtiar)

Setelah menelaah, menimbang, dan memutuskan, akhirnyaa tulisan ini jadi juga. Waktu yang akhir-akhir terlewat begitu saja, finally get my good mood comin’ back! Emang betul ya, musuh yang paling menyebalkan, yang paling susah dikalahkan adalah dirimu sendiri. And I know myself, completely. Sekalipun moodku lagi susah baek, ada aja seseorang yang jadi mood healer!

kyk

 Mungkin saja, haha.

Okay, sebenernya gue punya cara ampuh untuk ngatasin penyakit “bad mood“. Dateng ke perpus, cari buku geologi, bawa catatan, musik yang asyik, voila! Ada sih mood healer, but I don’t want to lay on something apalagi someone. Halah malah curcol.wkwk

cats

Hati wanita ga bisa diterka loh..

bisa jadi sedalam deep sea fan, ga se –shallow yang dikira, wkwk

Well, daripada bahas kehidupan pribadi gue, mending gue  cerita  penghibur lara minggu ini aja ye!

Kali ini buku yang gue baca adalah buku volkanologi atau vulkanologi atau ilmu kegunungapian. Kenapa untuk thread berikut  gue kasih judul selayang pandang kegunungapian? Soalnya negara kita tercinta ini banyak sekali gunungapinya. Total ada 127 gunungapi, ada juga yang berpendapat 128 gunungapi (nanti gue jelasin juga). Bisa juga review sejarah volkanologi yang gue buat tahun lalu (here).

Oya, buku yang gue rujuk ini lumayan komprehensif. Karangan  Dr.Ir. Sutikno Bronto Staf Pengajar T.Geologi. So, kalo loe pada mau copy perhatiin dulu yg loe copas, jangan lupa cantumkan sumber, dan periksa EYD, karena yang gue tulis ini ga ngikutin EYD, hahaha..

Sejak tahun 1980, ilmu kegunungapian mulai berkembang pesat. Asumsi awal dimana terjadinya letusan gunungapi ada pasti karena kegiatan tektonisme mulai diragukan. Hal ini ditandai oleh letusan Mt. Helens di Amerika Serikat pada tahun 1980-an yang menyadarkan ilmuwan kalau hubungan bencana ini  dengan  tektonisme mungkin saja tidak berkaitan langsung. Buktinya apa? Sekalipun terjadi gempa tektonik tidak semua gunungapi meletus kan? Namun dalam waktu-waktu yang berbeda, seakan-akan lagi nabung untuk dibagi-bagikan pas THR-an. Walaupun sebenernya bagi2 THRnya dalam bentuk letusan piroklastik -__- Continue reading